Monday, January 8, 2007

Bermain Angka

Saya suka bermain angka, bahkan mengajarnya di kelas. Lho??? Maksudnya mengajar matakuliah Metode Numeris, he..he..he.. :-P. Tapi yang akan saya ceritakan di sini bukan itu, tapi main-main angka yang banyak dilakukan oleh orang-orang di pinggir jalan, di kampung-kampung di sela-sela rapat RT, yang biasanya dikaitkan dengan buntut. Nah itu. Suatu saat ketika saya masih SMA, ayah saya membelikan sebuah kalkulator canggih (saat itu) bermerek Casio FX7000G yang tampilannya bukan hanya seven segment tetapi LCD dot matriks layar lebar, sehingga bisa digunakan untuk menampilkan grafik hasil komputasi misalnya. Yang paling saya suka adalah kemampuannya untuk diprogram (programmable), mengingat saya paling hobi membuat program. Beberapa bulan sebelumnya saya sempat kagum dengan kalkulator seorang teman yang memiliki LCD dot matriks juga, walaupun hanya setinggi 1 karakter atau tampilannya hanya 1 baris, yang oleh teman saya diprogram untuk menampilkan karakter yang discroll ke atas sehingga timbul efek animasi. Bisa bayangkan tak? Dengan layar yang lebih lebar tentu lebih banyak animasi yang dapat dilakukan. Saya sempat membuat sebuah game menggunakannya, tembak-tembakan pesawat angkasa luar.

Suatu kali, dengan tergopoh-gopoh, seorang tetangga kampung datang ke rumah dan minta ijin untuk meminjam kalkulator tersebut. Lho, buat apa? Kalkulator biasa kan bisa kalau hanya untuk menghitung operasi matematika biasa. "Harus yang itu", katanya, "karena perhitungannya sangat rumit sehingga memerlukan kalkulator yang sangat canggih". Memangnya perhitungan apa ya yang sangat rumit tersebut. Perasaan, teman tetangga kampung yang meminjam itu sedang menanggur, jadi tak mungkin lah kalau untuk mengerjakan soal persamaan Schrödinger atau fenomena transport. Tapi tetap saja saya pinjamkan kalkulator itu. Selang berapa lama, dia kembali lagi ke rumah, kali ini dia bilang "bagaimana kalau kamu ikut?", karena tidak ada yang bisa mengoperasikan kalkulator tersebut. Lho, berarti saya ikut dipinjam nih. Oke lah, karena penasaran, saya ikut. Dibonceng sepeda motor sampai di sebuah toko dekat bioskop Permata. Di situ, sudah berkumpul banyak orang. Kami mendesak kerumunan masuk ke suatu ruangan. Kemudian teman saya itu bilang, "untuk ngitung ini nih", katanya sambil menunjuk setumpuk kertas fotokopian. Terlihat gambar-gambar aneh serta angka-angka yang layoutnya tak karuan. Sekilas saya baca: Ramalan Mbah Bejo. Weleh, ternyata kalkulator tersebut hendak digunakan untuk meramal nomor buntut!!! Seseorang mendekat, ternyata si pemilik toko, sambil berkata, "iya, nantinya kalau tembus, kita akan beli komputer dan taruh di sini", sambil memeragakan memegang komputer di atas sebuah meja, "sehingga lebih cepat lagi ngitungnya". Kemudian dia menyerahkan sebendel tabel berisi angka-angka yang merupakan kumpulan nomor yang keluar dalam ratusan periode sebelumnya. Ini ada polanya, kata mereka. Tetap bertahan meskipun saay mengatakan tidak ada polanya karena keluarnya acak sekali. Selain bermain angka yang beginian doesn't fit for me serta saya sama sekali tidak percaya dengan ramalan macam ini ditambah rasa jengkel karena telah membawa saya masuk ke tempat itu, bayangkan kalau ada yang melihat saya berada di situ, malu sekali kan. Nah agar saya bisa segera keluar dari situ, maka saya programkan dalam kalkulator saya itu sebuah persamaan bilangan random yang dikalikan dengan 10000, karena mereka minta angkanya 4 digit. Jika kita eksekusi maka akan muncul deretan angka-angka random berdigit 4. "Ini yang akan keluar selama 25 periode ke depan", kata saya dengan mantap. Mereka pun mencatatnya dengan serius dan tangkas. Setelah selesai, si pemilik toko minta dieksekusi ulang programnya. Saya bilang bahwa programnya jangan dijalankan ulang, nanti akan mengacaukan ramalan. Mereka pun percaya dan saya segera minta teman saya untuk mengantarkan saya pulang. :-P

{2007 @ malaysia}

lihat Kejutan Budaya yang lain